Senin, 11 November 2013

TONGKAT PEDANG
[Tongkok Pedang]
Tongkat pedang 
Dapur kelingi (anak khumbai)
Tangguh Lampung




  
[by:blog pustaka sumatera, ul/crt:Antoniyus 
Cahyalana/Gallerybadiklampung.blogspot.com]
 

Senin, 09 September 2013

MENGENAL BAGIAN-BAGIAN KERIS (1)
Rincikan Keris
Rincikan keris adalah perincian dari bagian-bagian sebilah keris dengan istilah-istilah yang telah ada turun-temurun. Ricikan sebilah keris dapat dianalogikan dengan suku cadang atau komponen mobil. Di antara komponen mobil ada yang namanya piston, gardan, bumper, pelek, dashboard, altenator, dlsb. Demikian pula, tiap bagian keris yang berlainan bentuknya berlainan pula namanya.

Rincikan keris juga merupakan variasi dari sebilah keris untuk dapat disebut dhapurnya. Misalnya pada keris sederhana dhapur Brojol hanya memiliki rincikan Blumbangan atau pejetan saja. Sedangkan Dhapur Sepaner adalah memiliki rincikan sekar kacang, tikel alis, sraweyan, sogokan dan greneng. Setiap nama dhapur keris ditentukan oleh adanya Rincikan keris dan bilah lurus atau bentuk luknya.

Secara garis besar, sebilah keris dapat dibagi atas tiga bagian yakni bagian bilah atau wilahan, bagian ganja dan bagian pesi. Bagian wilahan juga dapat dibagi tiga, yakni bagian pucukan yang paling atas, awak-awak atau tengah dan sor-soran atau bidang bawah. Pada bagian sor-soran inilah ricikan keris paling banyak ditempatkan.
Nama-nama ricikan keris adalah:

o  Pesi
o  Metuk
o  Gonjo
o  Greneng
o  Rondo Nunut
o  Buntut Cecak
o  Punukan
o  Dho
o  Ri Pandan (8+9 =Ron Dho)
o  Tingil
o  Sraweyan
o  Bungkul
o  Janur
o  Sogokan (ada yg rangkap ada yang depan saja)
o  Poyuhan
o  Pejetan/Blumbangan
o  Gandik
o  Tikel Alis
o  Jenggot
o  Sekar Kacang atau Kembang Kacang
o  Jalen
o  Lambe Gajah
o  Pundak atau Sumping
o  Pudak Sa’tegal Depan
o  Pudak Sa’tegal Belakang
o  Adha-adha atau Geger Sapi
o  Lis-lisan

o  Gusen
o  Kruwingan atau Gulo Milir
o  Kruwingan Cucuk Manuk
o  Pucukan Mbuntut Tumo
o  Pucukan Anggabah Kopong
o  Sogokan Sampir atau Sinebo
o  Bawang Sebungkul
o  Sekar Kacang Pogok
o  Lambe Gajah Rangkep
o  Gonjo Wuwung
o  Gonjo Kelap Lintah
o  Gonjo Wilut
o  Kanyut
o  Wetengan Gonjo
o  Sirah Cecak
o  Buntut Cecak Sebit Lontar
o  Sirak Cecak Melinjo atau Nyangkem Kodok
o  Buntut Cecak Nguceng Mati
o  Gandik Pethuk atau Laler Mengeng
o  Mendak
o  Ukir atau Deder
o  Kinatah emas


Nama bagian-bagian atau Rincikan Keris ini digunakan untuk keris se Nusantara. Hanya sering ada perbedaan penyebutan dipengaruhi oleh bahasa lokal. Misalnya di Sulawesi menyebut Keris itu Sele atau Tappi, Gonjo adalah Kancing, Pesi disebut Oting. Demikian pula di Madura Pesi disebut Pakseh, Gonjo disebut Ghencah, bilah keris disebut Ghember sementara di Bali ada beberapa perbedaan pula menyebut Keris dengan Kadutan, Pesi disebut Panggeh, Gonjo disebut Ganje, Hulu keris disebut Danganan dslb.

Untuk pengetahuan perkerisan, baik sebagai kolektor atau pemerhati, ricikan keris walaupun merupakan pengetahuan dasar menjadi sangat penting karena setidaknya dapat untuk membedakan jenis-jenis Dhapur. Seseorang tidak akan mungkin mengetahui nama dapur bilamana ia tidak hafal terhadap ricikan keris ini.

(Sumber:Ensiklopedi keris Oleh Bambang Harsrinuksmo
ul/crt Antoniyus Cahyalana/gallerybadiklampung.blogspot.com) 

Minggu, 01 September 2013

BADIK GUNDANG KILANG
 
"Badik Gundang Kilang.
Ilat Tedung Bebisa
Asal Sungkai Pelimbang
Besi Penawang Waja" 

Dari prosa lirik tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa Badik Gundang Kilang ini berasal dari daerah Sungkai dan Palembang.Namun berdasarkan cerita dari para tetua-tetua kami, bahwa badik tersebut di ambil oleh Umpu Serunting Sakti dari atas Bukit Pesagi yang konon asalnya dari Ekor Kadal Hijau yang Berbisa  menyerupai petir.

Walaupun sebagian masyarakat lampung mengetahui, bahwa senjata Umpu Serunting itu adalah BADIK BETUK SETAMAN. Yang jelas, badik jenis ini sangat beracun dan berbisa serta berwarna hitam kehijau-hijauan pertanda racun yang ada pada badik tersebut sangatlah ganas.
 

[by:Koleksi Ilham Ridho, crt Antoniyus
Cahyalana/gallerybadiklampung.blogspot.com]
 

Sabtu, 15 Juni 2013

BADIK MANNA [BENGKULU]
Pada umumnya badik yang memiliki metuk seperti ini dibelahan Melayu lain disebut sewar/siwah atau tumbuk lada (tergantung jenis pakaiannya),  tetapi di Lampung  badik yang memiliki metuk dikelompokan lagi menjadi beberapa jenis badik tergantung dari bentuk bilahnya. Berdasarkan bentuk/gaya bilahnya ini juga dapat diketahui asal/tangguh sebilah badik.

Bilah badik di bawah ini memiliki bentuk yang membungkuk dan ukuran agak kecil jenis seperti ini disebut badik Manna'/Mannak dan dikatakan berasal dari Bengkulu



[by:blog pustaka sumatera, ul/crt:Antoniyus Cahyalana/Gallerybadiklampung.blogspot.com] 

Selasa, 11 Juni 2013

KERIS LAMPUNG
[JALAK MUCUNG BUNG]
Keris Lampung (diperoleh dari Lampung), diperkirakan bilahnya Tangguh Sriwijaya (abad 7-13). Dapur nya unik serupa dengan sepukal hanya saja berbeda dengan sepukal yang biasanya hanya memiliki ricikan pijetan keris ini memiliki tikel alis dan memiliki sogokan depan dan sogokan belakang, mungkin dapat disebut Sepukal Jalak, atau Jalak Mucuk Bung.







 [by:blog pustaka sumatera, ul/crt:Antoniyus 
Cahyalana/Gallerybadiklampung.blogspot.com]

Selasa, 16 April 2013

PUSAKA SUMATERA
[PISO GAJA DOMPAK SUMATERA UTARA]




     
      Piso, artinya pisau. Runcing dan tajam, mengarit dan memotong. Ada juga yang mengartikan berbeda, piso dapat juga disebutkan untuk wajah yang agak runcing, mata yang tajam.
     Runcing adalah benda yang dengan mudah untuk melakukan tusukan. Dalam bahasa Batak disebut rantos. Rantos adalah ketajamannya. Dalam masyarakat Rantos adalah ketajaman berpikir, kecerdasan intelektual hingga kejeniusan seseorang diartikan sebagai ketajaman melihat sesuatu permasalahan, peluang dan kecerdasan mengambi kesimpulan dan tindakan.
       Pemimpin Batak diharapkan memiliki kecerdasan intelektual untuk handal melakukan tindakan bermanfaat untuk semua kalangan. Dalam berstruktur, kecerdasan berpikir individu dapat dihimpun dengan kesepakatan akhir. Kesepakatan yang menjadi keputusan itu disebut tampakna. Marnatampak artinya duduk bersama, bermusyawarah. Hasil keputusan bersama adalah hasil ketajaman pikiran, kecerdasan dan itelektual orang Batak. Hasil keputusan ini diandalkan mampu melakukan penetrasi saat operasional. Inilah yang disebut “tampakna do rantosna, rim ni tahi do gogona”. Hasil kesepakatan adalah keputusan intelektual yang handal dan dengan bersama-sama menjadi kekuatan operasionalnya.
     Gaja Dompak adalah sebutan untuk bentuk ukiran yang berpenampang gajah. Pisao Gaja Dompak adalah pisau yang mempunyai ukiran pada tangkai. Ukiran tersebut Gaja Dompak.

[Antoniyus cahyalana/gallerybadiklampung.blogspot.com]

Selasa, 05 Maret 2013

KERIS LAMPUNG LUK 13

Keris Lampung Luk 13
Pamor Junjung derajat



 [by:blog pustaka sumatera, ul/crt:Antoniyus Cahyalana/Gallerybadiklampung.blogspot.com]

Selasa, 19 Februari 2013

KERIS SUMATERA
Keris Sriwijaya
Diperoleh dari perbatasan Lampung dan Sumatera Selatan
Dapur Sempana luk5
Pamor junjung derajat 

Keris ini dikatakan merupakan warisan keluarga dari era Sriwijaya. Keyakinan tersebut agaknya beralasan mengingat paksi(sumatera)/pesi (jawa red)-nya yang berbentuk kotak, melalui perbadingan dengan ilmu penangguhan keris jawa diyakini bahwa pesi yang berbetuk kotak  di Jawa pada umumnya terdapat pada keris era singasari dan sebelumnya sehingga masuk akal kalau keris sumatera dengan paksi kotak berasal dari era Sriwijaya /Darmasyraya.   


Jumat, 08 Februari 2013

BATU METEOR BAHAN MEMBUAT KERIS
Jika saat ini Rusia digemparkan batu meteor yang turun dari langit, para empu keris sejak abad 12-13 diyakini telah mengenal tentang meteor. Tidak hanya itu mereka juga diyakini telah menggunakan meteor sebagai bahan pembuat keris, tombak, dan pedang.

Dipilihnya meteor oleh para empu keris, disebabkan di dalam meteor mengandung unsur titanium. Belakangan titanium digunakan sebagai bahan pelapis peluru kendali antar benua, roket angkasa luar dan berbagai perlengkapan kendaraan luar angkasa.

"Titanium adalah jenis unsur logam yang amat keras, tahan karat, tahan panas dan warnanya putih mengkilat keperakan. Diperkirakan sejak abad ke 12-13 empu-empu di Pulau Jawa telah menggunakan titanium sebagai bahan pembuatan pusaka. Mereka mendapatkan unsur titanium itu dari batu bintang atau batu meteor yang jatuh ke bumi," kata Kanjeng Benny Hatmantoro, senior perkerisan dari Forum Bawa Rasa Tosan Aji Soedjatmoko Surakarta pada merdeka.com, Senin (18/2).

Masih menurut Benny, sebagai logam, titanium memang memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan besi atau logam lainnya. "Berat jenisnya 4,5, karena titik didihnya yang amat tinggi, pada batu meteor yang jatuh ke bumi kandungan titanium masih cukup banyak dan tahan terhadap oksidasi alam. Menariknya para empu saat itu tidak berpikir jauh soal titanium, namun mereka hanya paham keunggulan bahan tersebut," tambah Benny yang juga menjadi kurator keris dan banyak menjadi pembicara di berbagai sarasehan keris.

Dari catatan Benny keberadaan unsur titanium dalam pamor keris dan tombak serta tosan aji lainya yang dibuat di pulau Jawa baru diketahui pada tahun 1983, setelah tiga orang sarjana fisika nuklir Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) Yogyakarta yakni Haryono Arumbinang MSc, Dr Sudyartomo Suntono dan Dr Budi Santoso mengadakan penelitian dengan metode dan peralatan mutakhir.

"Dari penelitian tersebut bahan meteor dalam hal ini titanium yang paling banyak adalah keris-keris di era Mataram Sultan Agung sekitar abad ke-16. Tapi jangan salah di era Majapahit empu-empu di masa itu telah menggunakan bahan meteor sebagai bahan keris. Sebab keris-keris Majapahit dikenal sebagai keris yang sangat ringan dan pamornya akhodiyat/deling (indah dan terkesan timbul)," tambahnya.

Meteor jatuh di tanah Jawa bukan sesuatu yang langka. Salah satu meteor yang paling terkenal pernah jatuh ke Jawa yaitu meteorit Jatipengilon yang jatuh di Alastoewa, Madiun pada 19 Maret 1884.
(Sumber: merdeka.com/19-2/2013)

Minggu, 13 Januari 2013

BADIK KELINGI LAMPUNG

Badik Lampung
Dapur Kelingi
Pamor keleng dom kecer hurab
Panjang 38 cm 



     Pusaka berdapur kelingi , disebut juga anak khumbai, terdiri dari seperangkat senjata yang memiliki bilah berbentuk segi tiga  (bahkan ada yang segi empat), dalam keluarga kelingi terdapat keris kelingi, badik kelingi, payan/tombak kelingi maupun pedang kelingi.
        Pusaka dengan dapur kelingi ini banyak ditemukan dan menjadi ciri khas dari Lampung pesisir dan lampung Pubian. Konon senjata ini di desain untuk mampu menembus baju besi, ada yang berpendapat mulai dibuat saat Portugis mulai masuk ke Lampung (abad 16-17), ada juga yang berpendapat sudah dibuat di masa sebelum itu karena masyarakat nusantara juga sudah menggunakan baju besi pada masa sebelumnya.



[by:blog pustaka sumatera, ul/crt:Antoniyus Cahyalana/Gallerybadiklampung.blogspot.com]