Selasa, 11 Desember 2012

RAGAM BENTUK HULU/ULU 
KERIS LAMPUNG (2)











[by:blog Kesumadewangsa, ul/crt:Antoniyus Cahyalana/Gallerybadiklampung.blogspot.com] 

Selasa, 04 Desember 2012

RAGAM BENTUK HULU/ULU 
KERIS LAMPUNG (1)








[by:blog Kesumadewangsa, ul/crt:Antoniyus Cahyalana/Gallerybadiklampung.blogspot.com] 

Minggu, 09 September 2012

TENTANG BADIK LAMPUNG
 

       Badik adalah senjata tradisional yang bisa dijumpai di sejumlah daerah di Indonesia. Selain Sulawesi Selatan, Lampung adalah daerah lain di tanah air yang memiliki warisan senjata tradisional badik. Terdapat kemiripan antara badik Sulawesi Selatan dan badik Lampung, seperti gagangnya yang bengkok, bilah yang asimetris dan meruncing, serta memiliki hiasan pamor atau bercak pada bilah (mata pisau) akibat percampuran bahan logam yang digunakannya. Sejauh ini, belum ada penelitian yang menelusuri muasal kemiripan badik di dua tempat tersebut.
       Namun demikian, banyak yang berasumsi bahwa pada zamannya, Kerjaan Goa dan Bone-lah (sekarang wilayah Sulsel) yang datang memperkenalkan badik pada masyarakat di wilayah Lampung.Berbeda dengan keris atau kujang, di kalangan masyarakat penggunanya, badik masih sarat dengan nilai-nilai ‘kejantanan’, di mana masih banyak di antara mereka yang selalu membawa badik dalam aktivitas sehari-hari.

Jenis-jenis Badik Lampung
       Menurut ukurannya, Badik Lampung bisa digolongkan ke dalam dua, yakni badik kecil dan Siwokh. Badik kecil umumnya memiliki bilah yang berukuran tidak lebih dari 11 cm, dengan lebar sekitar 2 cm. Sedangkan Siwokh, panjang mata pisaunya lebih dari 19 cm, dan lebarnya lebih dari 2 cm. Berdasarkan karakteristik bilahnya, yakni berlubang atau tidak berlubang, badik badik kecil maupun Siwokh memiliki istilah tersendiri, yakni Badik/Siwokh Bebai (perempuan) untuk yang berlubang, dan Badik/Siwokh Ragah (laki-laki) untuk yang tidak berlubang. 
      Bagi para peminatnya, badik tua/lama diyakini memiliki kualitas yang lebih baik. Salah satu indikator untuk mengujinya, yakni dengan cara menyentil ujung badik, di mana badik tua akan terdengar lebih nyaring dibandingkan dengan badik produksi masa kini. Badik tua juga diyakini mengandung warangan (bisa), yang membuat luka akibat goresannya akan sulit disembuhkan. Tidak hanya pada manusia, konon pohon pun jika terkena goresan badik tua yang mengandung warangan akan mengering dan mati.

Pamor Badik Lampung
      Seperti halnya keris, Badik juga umumnya dihiasi dengan pamor atau motif bercak pada bilah akibat percampuran logam dan teknik pembakaran serta penumbukan. Seorang pandai badik dituntut untuk menguasai teknik-teknik pembuatan hiasan pamor tersebut, karena pamor merupakan salah satu unsur penting dalam badik, yang memuat, baik nilai artistik maupun spiritual.

       Pamor dalam istilah Gaman jenis Badik tidaklah sama dalam istilah pamor dalam perkerisan. Pamor dalam badik identik dengan ke-tanda-an, contoh tanda gurat (“garis”) pada bilah badik disebut dengan BAYANG (alur darah; istilah umum). Dari beberapa garis Bayang itulah yang disebut dengan Pamor Badik. Beberapa pola pamor dalam Badik Lampung antara lain bayang capit, bayang sai, bayang pekhancang, pebayang khancang, khancang, laman tundun, khancang batu, khancang seribu, dan singa dawan.


 [by:blog pustaka sumatera, ul/crt:Antoniyus Cahyalana/Gallerybadiklampung.blogspot.com]